Pelajari cara membuat berbagai jenis bedengan, dari bedengan peninggi sederhana hingga bedengan sumbu canggih, dengan teknik yang berlaku di seluruh dunia untuk berkebun berkelanjutan.
Membangun Bedengan: Panduan Global untuk Menanam Makanan Anda Sendiri
Di dunia yang semakin terhubung, kemampuan untuk menanam makanan sendiri menawarkan rasa kemandirian, keberlanjutan, dan hubungan dengan alam. Membangun bedengan tanam sendiri adalah proyek yang memuaskan yang dapat menyediakan produk segar dan sehat sambil mengurangi jejak lingkungan Anda. Panduan komprehensif ini mencakup berbagai jenis bedengan tanam, yang cocok untuk beragam iklim, ruang, dan tingkat pengalaman berkebun.
Mengapa Membangun Bedengan?
Bedengan tanam menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan berkebun tradisional di dalam tanah:
- Kontrol Tanah yang Lebih Baik: Anda dapat menciptakan campuran tanah yang ideal untuk tanaman Anda, terlepas dari kualitas tanah yang ada. Ini sangat bermanfaat di area dengan tanah yang buruk, seperti tanah liat berat atau tanah berpasir.
- Drainase yang Lebih Baik: Bedengan tanam dapat dibangun untuk memastikan drainase yang baik, mencegah genangan air dan busuk akar.
- Pengendalian Hama dan Gulma: Bedengan peninggi menawarkan penghalang fisik terhadap banyak hama yang hidup di tanah dan mempermudah pengelolaan gulma.
- Aksesibilitas: Bedengan peninggi mengurangi ketegangan pada punggung dan lutut Anda, membuat berkebun lebih mudah diakses oleh orang-orang dari segala usia dan kemampuan.
- Musim Tanam yang Lebih Panjang: Tanah di bedengan peninggi lebih cepat hangat di musim semi dan menahan panas lebih lama di musim gugur, memperpanjang musim tanam Anda.
- Optimalisasi Ruang: Bedengan tanam memungkinkan Anda memaksimalkan ruang tanam, terutama di lingkungan perkotaan.
Jenis-jenis Bedengan Tanam
Ada banyak jenis bedengan tanam, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Jenis yang terbaik untuk Anda akan bergantung pada ruang, anggaran, iklim, dan preferensi pribadi Anda.
1. Bedengan Peninggi Sederhana
Bedengan peninggi sederhana adalah jenis bedengan tanam yang paling umum. Biasanya dibuat dari kayu, tetapi juga bisa dibuat dari bahan lain seperti blok beton, batu bata, atau bahan daur ulang. Bedengan ini ditinggikan di atas tanah, biasanya setinggi 6-12 inci (15-30 cm).
Bahan:
- Kayu Tanpa Perlakuan: Kayu cedar, redwood, dan kayu lain yang tahan lapuk secara alami sangat ideal. Hindari kayu olahan, karena dapat melepaskan bahan kimia ke dalam tanah.
- Blok Beton atau Batu Bata: Bahan ini tahan lama dan awet, tetapi bisa lebih mahal daripada kayu.
- Bahan Daur Ulang: Pertimbangkan menggunakan kayu bekas, ban bekas (gunakan dengan hati-hati karena potensi pelepasan zat kimia), atau bahan bekas lainnya.
Konstruksi:
- Pilih Lokasi: Pilih lokasi yang cerah dengan drainase yang baik. Pastikan lokasi tersebut menerima setidaknya 6-8 jam sinar matahari per hari.
- Siapkan Tanah: Bersihkan area dari rumput, gulma, dan batu. Ratakan tanah sebisa mungkin.
- Bangun Rangka: Buat rangka menggunakan bahan pilihan Anda. Kencangkan sudut-sudutnya dengan sekrup, paku, atau pengencang lainnya.
- Lapisi Bedengan (Opsional): Lapisi bagian dalam bedengan dengan kain lanskap untuk mencegah gulma tumbuh dari bawah.
- Isi dengan Tanah: Isi bedengan dengan campuran tanah berkualitas tinggi. Campuran yang baik biasanya terdiri dari bagian yang sama antara tanah lapisan atas, kompos, dan lumut gambut (atau sabut kelapa sebagai alternatif yang berkelanjutan).
Contoh:
Di sebuah kebun pinggiran kota di Jerman, seorang pekebun membangun bedengan peninggi sederhana menggunakan kayu larch yang tidak diolah. Bedengan tersebut diisi dengan campuran kompos, tanah kebun, dan perlit, memberikan drainase dan nutrisi yang sangat baik untuk sayuran seperti tomat, paprika, dan herba.
2. Bedengan Tanpa Gali
Bedengan tanpa gali, juga dikenal sebagai bedengan lasagna atau mulsa lembaran, dibangun langsung di atas tanah tanpa membajak atau menggali. Bedengan ini dibangun berlapis-lapis dari bahan organik, yang terurai seiring waktu untuk menciptakan tanah yang kaya dan subur.
Bahan:
- Kardus atau Koran: Digunakan sebagai lapisan dasar untuk menekan gulma.
- Limbah Hijau: Potongan rumput, sisa sayuran, ampas kopi, dll.
- Limbah Cokelat: Daun kering, jerami, kertas sobek, dll.
- Kompos: Menyediakan nutrisi dan mikroba yang bermanfaat.
- Tanah Lapisan Atas: Lapisan paling atas untuk menanam.
Konstruksi:
- Pilih Lokasi: Pilih lokasi yang cerah.
- Siapkan Tanah: Bersihkan area dari batu besar atau puing-puing. Potong rumput sependek mungkin.
- Letakkan Lapisan Dasar: Tutupi area dengan kardus atau koran, tumpang tindih ujung-ujungnya untuk mencegah gulma tumbuh. Basahi kardus atau koran secara menyeluruh.
- Bangun Lapisan: Bergantian lapisan limbah hijau dan cokelat, bahan pengomposan, dan tanah lapisan atas. Siram setiap lapisan saat Anda membuatnya.
- Biarkan Terurai: Biarkan bedengan terurai selama beberapa minggu atau bulan sebelum menanam. Semakin lama terurai, semakin kaya tanahnya.
Contoh:
Sebuah kebun komunitas di Kenya memanfaatkan metode tanpa gali dengan melapisi daun pisang, sekam kopi, dan pupuk kandang untuk membuat bedengan tanam yang subur langsung di atas tanah. Metode ini terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen di wilayah dengan sumber daya terbatas.
3. Bedengan Sumbu
Bedengan sumbu adalah bedengan tanam yang dapat menyiram sendiri yang menggunakan reservoir air di bagian bawah bedengan. Air meresap ke atas melalui tanah, menyediakan sumber kelembaban yang konstan bagi tanaman. Ini sangat berguna di iklim kering atau bagi pekebun yang ingin mengurangi frekuensi penyiraman.
Bahan:
- Wadah: Bak plastik besar, IBC tote, atau bedengan peninggi yang dilapisi.
- Kerikil atau Agregat: Untuk membuat reservoir air.
- Pipa: Untuk pengisian dan luberan.
- Kain Geotekstil: Untuk memisahkan kerikil dari tanah.
- Campuran Tanah: Campuran tanah dengan drainase yang baik.
Konstruksi:
- Siapkan Wadah: Pastikan wadah kedap air atau dilapisi dengan bahan tahan air.
- Pasang Reservoir: Tambahkan lapisan kerikil atau agregat ke bagian bawah wadah, buat reservoir dengan kedalaman setidaknya 6-8 inci (15-20 cm).
- Pasang Pipa: Pasang pipa pengisi yang memanjang dari atas bedengan ke bawah reservoir. Pasang juga pipa luapan yang memungkinkan kelebihan air mengalir keluar dari reservoir.
- Pisahkan Lapisan: Tutupi kerikil dengan kain geotekstil untuk mencegah tanah bercampur dengan kerikil.
- Isi dengan Tanah: Isi bedengan dengan campuran tanah dengan drainase yang baik.
Contoh:
Di daerah kering Australia, bedengan sumbu populer untuk menanam sayuran dan herba. Pekebun menggunakan IBC tote daur ulang untuk membuat bedengan sumbu besar yang hanya memerlukan sedikit penyiraman, sehingga menghemat sumber daya air yang berharga.
4. Kebun dalam Wadah
Meskipun secara teknis bukan bedengan tanam, berkebun dalam wadah menawarkan pilihan yang fleksibel dan portabel untuk menanam tanaman di ruang kecil. Wadah dapat ditempatkan di teras, balkon, atau bahkan di dalam ruangan.
Bahan:
- Wadah: Pot, planter, ember, atau wadah lain yang memiliki lubang drainase.
- Campuran Pot: Campuran pot yang ringan dan memiliki drainase yang baik.
Pertimbangan:
- Drainase: Pastikan wadah memiliki lubang drainase yang memadai untuk mencegah genangan air.
- Ukuran: Pilih wadah yang cukup besar untuk sistem akar tanaman.
- Bahan: Pertimbangkan bahan wadah dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi suhu dan tingkat kelembaban tanah.
Contoh:
Pekebun perkotaan di Tokyo sering memanfaatkan kebun dalam wadah di balkon mereka untuk menanam sayuran dan herba. Mereka menggunakan campuran pot yang ringan dan memilih varietas tanaman kompak yang cocok untuk ditanam dalam wadah.
5. Kebun Vertikal
Kebun vertikal adalah solusi hemat ruang untuk menanam tanaman di dinding atau permukaan vertikal lainnya. Ini ideal untuk lingkungan perkotaan dengan ruang horizontal yang terbatas.
Bahan:
- Struktur Vertikal: Palet, teralis, atau sistem kebun vertikal yang tersedia secara komersial.
- Wadah: Kantong, pot, atau wadah lain untuk menampung tanaman.
- Campuran Pot: Campuran pot yang ringan dan memiliki drainase yang baik.
Pertimbangan:
- Penyiraman: Kebun vertikal bisa cepat kering, jadi penyiraman teratur sangat penting. Pertimbangkan untuk menggunakan sistem irigasi tetes.
- Berat: Pastikan struktur vertikal dapat menopang berat tanaman dan tanah.
- Sinar Matahari: Pilih lokasi yang mendapat sinar matahari yang cukup.
Contoh:
Di kota-kota padat penduduk seperti Singapura, kebun vertikal semakin populer untuk menanam herba dan sayuran berdaun hijau. Mereka menambah kehijauan pada lanskap perkotaan dan menyediakan sumber produk segar.
Persiapan Tanah
Keberhasilan bedengan tanam Anda bergantung pada kualitas tanah. Baik Anda mengisi bedengan peninggi, membuat bedengan tanpa gali, atau menanam dalam wadah, sangat penting untuk menggunakan campuran tanah berkualitas tinggi yang menyediakan nutrisi dan drainase yang dibutuhkan tanaman Anda.
Komponen Kunci Tanah:
- Tanah Lapisan Atas: Memberikan struktur dan dukungan untuk tanaman.
- Kompos: Menambah nutrisi, memperbaiki struktur tanah, dan menahan kelembaban.
- Lumut Gambut atau Sabut Kelapa: Meningkatkan drainase dan retensi air. Sabut kelapa adalah alternatif yang lebih berkelanjutan daripada lumut gambut.
- Perlit atau Vermikulit: Meningkatkan drainase dan aerasi.
Resep Campuran Tanah:
- Campuran Serbaguna: Bagian yang sama antara tanah lapisan atas, kompos, dan lumut gambut atau sabut kelapa.
- Campuran Kebun Sayur: 1 bagian tanah lapisan atas, 2 bagian kompos, 1 bagian lumut gambut atau sabut kelapa, dan 1/2 bagian perlit atau vermikulit.
- Campuran Kebun dalam Wadah: Campuran pot yang tersedia secara komersial yang diformulasikan khusus untuk berkebun dalam wadah.
Perawatan
Setelah bedengan tanam Anda dibangun dan ditanami, perawatan rutin sangat penting untuk memastikan kesehatan dan produktivitas tanaman Anda.
Penyiraman:
Siram tanaman Anda secara teratur, terutama selama periode kering. Frekuensi penyiraman akan tergantung pada jenis tanaman, iklim, dan jenis tanah. Periksa tingkat kelembaban tanah secara teratur dengan memasukkan jari Anda ke dalam tanah. Jika tanah terasa kering saat disentuh, saatnya untuk menyiram.
Pemupukan:
Pupuk tanaman Anda secara teratur untuk memberi mereka nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berproduksi. Gunakan pupuk seimbang yang diformulasikan khusus untuk jenis tanaman yang Anda tanam. Sebagai alternatif, Anda dapat memperbaiki tanah dengan kompos atau bahan organik lainnya.
Penyiangan:
Cabut gulma secara teratur untuk mencegahnya bersaing dengan tanaman Anda untuk mendapatkan nutrisi dan air. Mencabut gulma dengan tangan adalah metode yang paling efektif, tetapi Anda juga bisa menggunakan cangkul atau alat penyiangan lainnya.
Pengendalian Hama dan Penyakit:
Pantau tanaman Anda secara teratur untuk tanda-tanda hama dan penyakit. Ambil tindakan segera untuk mencegah masalah menyebar. Gunakan metode pengendalian hama dan penyakit organik jika memungkinkan.
Mulsa:
Beri mulsa pada bedengan tanam Anda dengan bahan organik seperti jerami, serpihan kayu, atau daun kering. Mulsa membantu menahan kelembaban, menekan gulma, dan mengatur suhu tanah.
Kesimpulan
Membangun bedengan tanam adalah proyek yang memuaskan yang dapat memberi Anda produk segar dan sehat sambil menghubungkan Anda dengan alam. Dengan memahami berbagai jenis bedengan tanam dan teknik persiapan tanah, Anda dapat menciptakan kebun yang subur yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi spesifik Anda. Baik Anda tinggal di kota yang ramai atau di pedesaan, menanam makanan sendiri adalah cara yang berkelanjutan dan memberdayakan untuk berkontribusi pada planet yang lebih sehat.
Rangkullah perjalanan menanam makanan Anda sendiri, dan Anda akan menemukan kegembiraan merawat kehidupan dari benih hingga panen, menciptakan hubungan yang berkelanjutan dan lezat dengan bumi, di mana pun Anda berada di dunia.